September 19, 2024

Kualitas Pendidikan Indonesia cukup rendah, Peringkat ke 67 dunia di 2023. Berdasarkan data yang dirilis Worldtop20.org peringkat pendidikan Indonesia pada 2023 berada diurutan ke 67 dari 209 negara di dunia. Urutan Indonesia berdampingan dengan Albania di posisi ke-66 dan Serbia di peringkat ke-68.

Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia secara umum antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standarisasi pengajaran. Sumber daya pendidikan yang belum cukup andal untuk mendukung tercapainya tujuan dan target pendidikan secara efektif. Sistem pembelajaran lebih banyak menitikberatkan pada kuantitas hasil daripada kualitas proses.

Manajemen pendidikan dan kinerja mengajar guru/ dosen lebih menitikberatkan pada tuntutan administratif daripada menciptakan budaya belajar yang bermutu. Pendidikan telah dipersempit maknanya menjadi pengajaran. Bahkan pengajaranpun telah dipersempit menjadi proses transfer ilmu yang puncaknya adalah ujian demi ujian. Masalah ini pada gilirannya akan menciptakan kegiatan belajar yang hanya menekankan pada unsur pengetahuan dengan sistem hafalan. Dari sini ada kesan bahwa bahwa standar keberhasilan belajar identik dengan kemampuan mengisi soal-soal, sedang urusan sikap, kepribadian, atau akhlaknya tidak dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan standar prestasi. Perlu diubah paradigma pembelajaran di Indonesia. Dari yang menitikberatkan pada kuantitas hasil menjadi penekanan pada keduanya baik kuantitas maupun kualitas hasil pembelajaran.

Kurikulum, proses pembelajaran, sistem evaluasi masih bersifat parsial terhadap tujuan pendidikan nasional. Masalah ini dapat diatasi dengan menciptakan kurikulum yang fleksibel, sehingga memberi kesempatan kepada para pelaku pendidikan untuk memiliki peluang dalam mengembangkan bakat, minat, kemampuan dan kebutuhan peserta didik.

Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan:

  • Mengikuti penataran
  • Mengikuti kursus-kursus pendidikan.
  • Memperbanyak membaca.
  • Mengadakan kunjungan ke sekolah lain (studi komperatif)
  • Mengadakan hubungan dengan wali siswa.
  • Efektifitas proses belajar mengajar tinggi
  • Pengelolaan yang efektif tenaga kependidikan
  • Sekolah memiliki budaya mutu
  • Partisipasi warga sekolah dan masyarakat

Untuk meningkatkan mutu pembelajaran maka perlu dikembangkan upaya pembelajaran yang dipandang berhasil adalah belajar bagaimana untuk belajar (learn how to learn). Belajar yang dengan kegiatan belajar tersebut peserta didik dapat secara mandiri, semangat, dan percaya diri belajar untuk menggali dan meningkatkan potensi diri kapanpun dan dimanapun ia berada (long life education). Dengan demikian pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan (meaningfull learning and joyfull learning).